Dewasa ini Indonesia semakin berkembang karena didukung kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tidak bisa dipungkiri bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini dipelopori oleh perguruan tinggi dimana hasil karya mahasiswanya dalam bentuk tugas akhir menjadi kontributor dalam mengembangkan sektor yang masih tertinggal. Namun, mengapa kemajuan ini tidak dibarengi dengan pengurangan angka pengangguran yang masih tinggi?
Banyak orang berpikir bahwa dengan kuliah akan mendapatkan masa depan yang cerah karena memiliki gelar sarjana untuk mencari kerja. Namun, pada saat ini hal itu tidak berlaku karena sarjana sudah menjamur diseluruh pelosok negeri. Sarjana tidak lagi langka seperti dulu dimana gelar tersebut hanya bisa didapatkan orang-orang yang berduit. Karena menjamurnya sarjana sekarang ini, perusahaan yang membuka lowongan kerja semakin selektif dalam memilih calon pegawai. Tidak semua sarjana bisa diterima bekerja pada suatu perusaahaan. Salah satu persyaratan yang dilihat selain ijazah adalah surat pendamping ijazah atau sering disebut sertifikasi yang diterbitkan oleh BNSP.
Pertanyaan kembali muncul karena adanya sertifikasi ini. Pentingkah seseorang mempunyai sertifikasi pada bidang tertentu? Dapatkah sistem sertifikasi ini mengentaskan masalah pengangguran di negeri ini? Jawabannnya ada di hati masing-masing insan. Namun, sesungguhnya sertifikasi bukanlah hal yang terlalu penting untuk dicari. Jangan salah paham dulu ya ^^. Mari kita kembali merenungkan orang-orang yang sukses di negeri tercinta ini seperti Bob Sadino. Apakah beliau pernah ikut ujian sertifikasi untuk mendapatkan pekerjaannya? tentu tidak. Beliau mengeluarkan semua kemampuannya untuk bisa melampaui yang lain dan terbukti dengan kreativitas dan inovasi beliau, beliau menjadi orang yang sukses dan masyhur di negeri ini. Sekali lagi beliau tidak butuh sertifikasi, namun beliau bertindak kreatif dan inovatif dalam melihat peluang. Jika beliau saja bisa melakukan hal seperti itu, mengapa kita tidak bisa? Pasti bisa karena Tuhan menciptakan manusia dengan potensi yang sama. Tinggal kita mau bergerak atau tidak. Begitulah Om Bob Sadino selalu berkata bahwa bisnis yang baik adalah bisnis yang dijalankan. Jadi, terus bergerak cari inovasi atau tinggal tiru saja usaha orag lain yang telah sukses. Kita contohkan lagi dengan Ibu Menteri kita Ibu Susi Pudjiastuti. Beliau bisa menjadi menteri walaupun lulusan SMP. Butuh sertifikasi? Tidak. Beliau menunjukkan kerja nyatanya untuk rakyat sehingga beliau menjadi seperti sekarang.
Kesimpulannya, jadilah orang yang kreatif dan inovatif sehingga dapat membuka lapangan pekerjaan baru bagi saudara-saudara kita yang butuh pekerjaan. Dengan demikian pengangguran dapat segera diatasi.
Namun, bukan berarti sertifikasi itu tidak penting loh. Nanti karena tulisan saya, saya dikira tidak pro terhadap sertifikasi. Sertifikasi tetaplah hal yang penting untuk orang-orang yang sudah bekerja. Misalnya seorang guru yang memang diwajibkan untuk mendapatkan sertifikasi. Pekerja pabrik pun juga membutuhkannya sebagai bukti kompetensinya misalnya dibidang K3 ataupun keamanan pangan yang sertifikasinya bernama HACCP kalau tidak salah. Sertifikasi teteplah penting bagi orang yang telah memperoleh pekerjaan untuk menunjang penghasilannya. Bukankah jika pegawai memiliki sertifikasi maka gajinya juga semakin tinggi? Benar. Oleh karena itu, sertifikasi tetaplah penting untuk menjaga standar pekerja serta produk yang dihasilkan.