UNTUK MEMUDAHKAN PEMBACA SILAHKAN KLIK MENU DIBAWAH INI :
Tanaman
melinjo (Gnetum
gnemon ) adalah tanaman yang termasuk dalam Gymnospermae (
biji tertutup ) yang berasal dari Asia tropik, melanesia dan Pasifik Barat.
Tanaman ini termasuk dalam ordo Gnetales dengan famili Gnetaceae yang memiliki
beragam jenis sebutan dan panggilan berdasarkan daerah budidaya masing –
masing.
Klasifikasi tanaman melinjo
Kingdom :
Plantae ( Tumbuhan )
Divisi :
Spermatophyta ( Tumbuhan berbiji)
Sub
divisi : Gymnospermae ( Tumbuhan berbiji terbuka )
Kelas :
Gnetinae
Sub kelas
: Gnetidae
Ordo :
Gnetales
Famili :
Gnetaceae
Genus
Gnetum
Spesies
: Gnetum gnemon ( melinjo )
Tanaman melinjo dapat tumbuh pada tanah-tanah
liat/lempung, berpasir
dan berkapur, tetapi tidak tahan terhadap tanah yang tergenang air atau yang
berkadar asam tinggi dan dapat tumbuh dari ketinggian 0 - 1.200 m dpl. Lahan yang
akan ditanami melinjo harus terbuka atau terkena sinar matahari,
lubang tanam berukuran 60 X 60 X 75 cm, dengan jarak tanam 6 - 8 m.
Melinjo dapat ditemukan di daerah yang kering
sampai tropis. Untuk
tumbuh dan berkembang, melinjo tidak memerlukan tanah yang bernutrisi tinggi atau iklim khusus. Melinjo
dapat beradaptasi dengan rentang suhu yang luas. Hal inilah yang
menyebabkan melinjo sangat mudah untuk ditemukan di berbagai daerah kecuali
daerah pantai karena
tumbuhan ini tidak dapat tumbuh di daerah yang memiliki kadar garam yang tinggi.
Indonesia adalah negara yang menjadikan biji melinjo sebagai komoditi ekspor dalam jumlah yang cukup besar. Melinjo akan
dipanen dan menghasilkan buah setelah 5- 6 tahun setelah penanaman
biji. Di daerah Sumatera
Barat setiap tahunnya dilaporkan
menghasilkan 20.000- 25.000 buah melinjo dan produksi bijinya mencapai 80- 100
kg per pohon per tahun.
MANFAAT DAN KANDUNGAN NUTRISI
Melinjo jarang dibudidayakan
secara intensif. Kayunya dapat dipakai sebagai bahan papan dan alat rumah
tangga sederhana. Daun mudanya (disebut sebagai so dalam bahasa Jawa) digunakan sebagai bahan sayuran (misalnya pada sayur asem). Bunga (jantan maupun betina) dan bijinya yang masih
kecil-kecil (pentil) maupun yang sudah masak dijadikan juga sebagai
sayuran. Biji melinjo juga menjadi bahan baku emping. Kulitnya bisa dijadikan abon kulit melinjo.
Penelitian yang sudah dilakukan pada melinjo
menujukkan bahwa melinjo menghasilkan senyawa antioksidan. Aktivitas
antioksidan ini diperoleh dari konsentrasi protein tinggi,
9-10 persen dalam tiap biji melinjo. Protein utamanya berukuran 30
kilo Dalton yang
amat efektif untuk menghabisi radikal bebas yang
menjadi penyebab berbagai macam penyakit.
Di Jepang dilakukan
penelitian dan dilaporkan bahwa melinjo termasuk tumbuhan purba yang secara evolusi dekat
dengan tanaman Ginkgo
biloba yang ada di Jepang.
Ginkgo adalah spesies pohon
hidup tertua, yang telah tumbuh selama 150-200 juta tahun dan dipercaya sebagai
tonik otak karena
memperkuat daya
ingat. Daun Ginkgo juga punya khasiat antioksidan kuat
dan berperan penting dalam oksidasi radikal
bebas penyebab penuaan dini dan pikun.
Sampai saat ini, doktor biokimia dari Osaka
Prefecture University, Jepang telah mengisolasi dua jenis protein yang
menunjukkan aktivitas antioksidan tinggi. Dari seluruh bagian tumbuhan
melinjo yang pernah diekstraknya, mulai dari daun, kulit batang, akar, sampai biji, ditemukan protein paling potensial
adalah dari biji. Riset menunjukkan aktivitas antioksidan dari
kandungan fenolik ini setara dengan antioksidan sintetik
BHT (Butylated Hydroxytolune).
Selain
itu melinjo juga merupakan antimikroba alami. Itu artinya
protein melinjo juga bisa dipakai sebagai pengawet alami makanan sekaligus obat
baru untuk penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Peptida
yang diisolasi dari biji melinjo diindikasikan punya potensi aktif menghambat
beberapa jenis bakteri gram positif dan negatif.
BUDIDAYA TANAMAN MELINJO
Tanaman
melinjo sangat mudah dibudidayakan karena tidak membutuhkan persyaratan tempat
tumbuh yang khusus terutama berkaitan dengan kualitas tanah. Tanaman ini
dapat tumbuh dengan tidak baik sehingga di gunakan sebagai tanaman penghijauan.
Pemilihan
Lokasi Penanaman
a.Iklim
·
Tanaman melinjo
tumbuh baik di berbagai jenis tanah, baik maupun tidak baik.
·
Curah hujan
yang baik untuk tanaman melinjo adalah 2500-3000 per tahun.
·
Melinjo dapat
tumbuh dengan ketinggian 1200 m diatas permukaan laut. Namun produksi yang baik
dengan ketinggian 400 m diatas permukaan laut.
b.Media tanah
·
Melinjoh tidak
membutuhkan tanah yang cukup baik , karena tanaman ini mudah tumbuh dan
berkembang dengan baik.
Cara
Budidaya Tanaman Melinjo
a.Perbanyakan tanaman
Perbanyakan
tanaman ini bisa dilakukan secara vegetatif dan generatif. Namun perlu
diperhatikan bahwa biji melinjo sangat sulit di kecambahkan sehingga
perbanyakan vegetatif sangat di perlukan tanaman ini.
b.Persiapan media tanam
Persiapan
media ini dengan membersihkan rerumputan, dibajak, di cangkul dan batang kayu
di kumpulkan, persiapan media tanam sebaiknya dilakukan sebelum musim hujan.
Pembuatan
lobang tanam untuk melinjog disiapkan 3-4 minggu sebelum penanamaan
berlangsung. Untuk leubang galian tanam berukuran 60 x 60 x 75 cm, kemudian
pemberian pupuk tanaman setelah pembuatan lubang dengan pupuk kandanf 10 kg/
lubang tanam.
c.Penanaman melinjo
Penanaman
dilakukan saat awal musim hujan, bibit yang akan di tanam di lepas terlebih
dahulu polibag. Kemudian letakan akar cabang ke bagian lubang tanam dengan
baik, dan jangan sampai akar rusak. bertujuan agar tanaman tidak layu dan
mengalami kematian. Tanaman di beri penyangga dari bambu agar tetap tegak.
Perawatan
tanaman melinjo
a.Penyiraman
penyiraman
dilakukan 2 kali sehari selama dua minggu setelah tanam, selebihnya cukup
sehari sekali. Dengan penyiraman berlangsung untuk menjaga kelembapan tanah
agar tanaman tetap subur dan sehat. Hindari penyiraman berlebihan pada tanaman
yang akan membuat kelayuan dan kematian pada tanaman, sebaiknya dilakukan
sewajarnya.
b.Pemberian pupuk
Pemberian pupuk pada tanaman ini mengunakan pupuk kandang maupun pupuk buatan. Pemberian ini dilakukan 2 tahun sekali. Pemupukan ini dilakukan dengan cara membenamkan pupuk pada lubang yang di gali sedalam 10-15 cm melingkar atau dengan menaburkan di sekitar tanaman melinjo.
c.Penyiangan
Penyiangan bertujuan untuk menghilangkan tanaman penganggu,
rerumputan liar dan tanaman merambat di sekitar tanaman melinjo. Penyiangan ini
dilakukan setiap hari, sebaiknya saat melakukan penyiangan dilakukan dahulu
pengemburan tanah di sekeliling tanaman.
d.Penyulaman
Penyulaman dilakukan saat ada bibit yang mati di dalam lahan,
kemudian di ganti dengan bibit yang baru. Penyulaman ini segera dilakukan agar
pertumbuhan tanaman serentak dengan tanaman lainnya.
e. Pemangkasan
Pemangkasan ini dilakukan saat tanaman sudah memiliki ketinggian
yang tinggi. Hal ini bertujuan agar di waktu pemanenan sangat mudah di ambil.
Selain itu, pemangkasan juga dapat mempermudah pengontrolan hama dan penyakit.
Pengendalian Hama dan Penyakit Terpadu (Kurang jelas? ---- Klik Disini)
Gejala serangan hama dan penyakit memanglah sangat menganggu
tanaman. Berdasarkan serangan ini akan dapat menurunkan produksi tanaman
melinjo. Gejala hama dan penyakit akan tampak setelah menyerang tanaman yang
baru diketahui penyakit dan cara penangulangginya. Berikut gajala yang sering
menyerang tanaman melinjo:
HAMA
·
Permukaan
daun berbintik kuning. Disebabkan oleh serangan kutu Lepidosaphes sp yang
menghisap cairan daun. Pengendalian mengunakan penyemprotan musuh alami yaitu
predator dan parasitoid. Famili Coccinellidae (Chilocorus, Symnus dan Harmonia) dan Formicidae
sebagai predator. Famili Trichogrammatidae (Trichogramma) dan
Aphelinidae (Aphytis dan Encarsia) sebagai parasitoid.
·
Permukaan
daun berbintik merah kecokltan atau putih. Disebabkan oleh serangan tungau
merah. Pengendalian menggunakan penyemprotan pestisida nabati dari ekstrak biji
mimba.
PENYAKIT
·
Daun
layu berwarna kuning dan kemerah-merahan. Disebabkan oleh Layu pembulu bakteri.
Pengendalian menggunakan budidaya sehat utamanya benih sehat, tanah sehat,
penggunaan varietas tahan.
·
Anak
tulang daun berwarna coklat dan helai daun berwarna kuning. Disebabkan oleh
bakteri Erwinia amylovora. Pengendalian
menggunakan varietas tahan, benih yang sehat, budidaya yang sehat, dan memotong
bagian daun yang terkena penyakit tersebut.
·
Daun
bercak coklat dengan pola bervariasi. Di sebabkan oleh cendawan Gloeosporium
sp. Pengendalian menggunakan Trichoderma sp.
·
Daun
bercak bulat degan warna kuning di sekeliling permukaan daun bawah. Di sebabkan
oleh Colletotrichum
sp. Pengendalian menggunakan Trichoderma sp.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar